07
Oct
|
Warung Makan Nyaris Ludes Usai Ganti Tabung |
kanalkalteng.com,Palangka Raya-Palangka Raya - Sebuah rumah makan yang terletak di Jalan Lawu, Kota Palangka Raya, mengalami kebakaran pada Selasa (7/10/2025) siang.
Baca juga: Rumah Kosong di Jalan Samudin Aman V Nyaris Terbakar, Korlseting Listrik Diduga Penyebabnya
Insiden ini diduga dipicu oleh kebocoran gas elpiji saat proses pergantian tabung yang kemudian disambar bara api dari tungku kompor yang belum sepenuhnya padam.
Kepala Seksi Pengendali Operasi dan Penyelamatan Diskarmat Kota Palangka Raya, Sucipto, menjelaskan bahwa kebakaran terjadi saat karyawan rumah makan mengganti tabung gas kosong dengan tabung baru.
Meskipun kompor telah dimatikan, bara api masih terlihat memerah pada tungku. Dalam kondisi dapur yang tertutup dan minim ventilasi, gas yang keluar tidak terurai ke udara bebas, sehingga terkonsentrasi di dalam ruangan.
"Saat regulator dipindahkan, ada gas yang keluar dan langsung disambar oleh bara merah dari tungku. Di ruang tertutup, gas mudah menyebar dalam jumlah besar tanpa terurai, berbeda dengan ruang terbuka. Inilah yang menyebabkan ledakan dan kebakaran," kata Sucipto di lokasi kejadian.
Tim Rescue Damkar Kota Palangka Raya bersama Bidang Operasional Pemadaman, OPD terkait, PLN, TNI, Polri, BPK Swakarsa, Satgas Karhutla Provinsi, BPBD Kota, serta BNPB, langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman.
Regu 2 Rescue berhasil mengendalikan api dan mencegah penyebaran lebih luas ke bangunan sekitar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian materi cukup signifikan.
Ia menambahkan, selain bara tungku, potensi kebakaran juga bisa dipicu oleh colokan listrik yang longgar, yang dapat menimbulkan percikan api lebih besar dibanding bara pada tungku.
Ia juga menyoroti pentingnya memahami perbedaan penggunaan kompor antara dapur rumah tangga, warung makan, dan pedagang kaki lima.
"Pada warung, suhu tungku kompor bisa jauh lebih tinggi karena durasi pemakaian yang lama dan ruang tertutup. Ini memperbesar risiko jika tidak didukung ventilasi yang baik. Sedangkan pada gerobak terbuka, panas lebih cepat terurai sehingga risikonya lebih rendah," jelasnya.
Penggunaan kompor gas memang dianggap lebih efisien dibanding kompor minyak. Warna api biru dari kompor gas menandakan suhu di atas 200 derajat Celsius, yang membuat hasil gorengan lebih renyah. Namun, suhu tinggi ini juga meningkatkan risiko apabila terjadi kebocoran gas di ruang tertutup.
Sucipto mengimbau para pelaku usaha kuliner untuk tidak mengabaikan faktor keselamatan saat menggunakan kompor gas. Ia menekankan pentingnya instalasi ventilasi udara dan disiplin dalam pemeriksaan kondisi tungku dan regulator, terutama setelah penggunaan dalam waktu lama.
"Kesalahan kecil bisa berdampak besar. Apalagi dengan suhu udara yang belakangan ini lebih panas dari biasanya, itu bisa mempercepat reaksi panas dan menimbulkan api. Jangan sepelekan bara api meski kompor sudah dimatikan," tutupnya.(Redaksi)